Minggu, 11 April 2021

Penentuan 1 Ramadhan tahun 2021M / 1442H

Penentuan 1 Ramadhan tahun 2021M / 1442H.


Pada Senin sore ini (12/4) merupakan saat pelaksanaan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Ramadhan 1442 Hijriyah di seluruh tempat observasi mulai dari Papua sampai Aceh.

Sedangkan untuk tempat observasi Komplek Perumahan Perta Aron Gas Kota Lhokseumawe. Matahari terbenam pada pukul 18:39:41 WIB. Tinggi bulan saat Matahari terbenam 03° 22' 4.25' di atas ufuk astronomis. Kondisi ini memungkinkan Hilal dapat dirukyat karena hilal sudah di atas ufuk. Jikapun hilal terhalang awan, secara imkan rukyah sudah bisa berpuasa.

Lebih detail data posisi matahari dan bulan pada tanggal 12 April 2021 sebagai berikut:

*Matahari terbenam (Ghurub) pada pukul 18:40:08 WIB di lokasi Perta Aron Gas.

*Koordinat Lintang = 5,12,35.86 LU
Koordinat Bujur = 97,2,22.81 BT

*Deklinasi Matahari = 8.860282555 dikonversi menjadi (8°51'37.02'')

*Deklinasi Bulan = 7.02721911 dikonversi menjadi (7°1'37.99'')

*Tinggi Hilal = 3.367846714 (03° 22' 4.25'') Posisi bulan saat itu di atas ufuk.

*Azimut Matahari = 81.01385134 dikonversi menjadi (81°0'49.86'')

*Azimut Bulan = 83.3065081 dikonversi menjadi (83°18'23.43'')

*Sedangkan selisih Azimut = 2.29265676 dikonversi menjadi (2°17'33.56'')

Kesimpulan Sementara

Semua kriteria yang berlaku di Indonesia, seperti kriteria ketinggian bulan 2 derajat yang digunakan Nahdatul Ulama (NU) dan Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah, serta kriteria ketinggian bulan 3 derajat usulan Rekomendasi Jakarta 2017 (yang kriterianya sudah digunakan Persis), semuanya menunjukkan pada saat maghrib 12 April 2021 posisi bulan sudah memenuhi kriteria. Artinya, secara hisab ditentukan awal Ramadhan 1442 jatuh pada hari Selasa 13 April 2021.

Walaupun secara Software Accurate Time menggunakan kriteria internasional (kriteria Odeh) hilal di Indonesia tidak mungkin terlihat.

Kepastiannya menunggu hasil sidang itsbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib nanti, 12 April 2021. Karena memang metode rukyat adalah cara menentukan awal dan akhir Ramadhan yang sudah digariskan oleh Islam melalui lisan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan metode hisab adalah sebagai penyokong saja. Perhatikan hadits berikut.

وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا [ قَالَ ]: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari)*.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).

Wallahu A'lam

Written by Waled Mustafa Isa.
Re edited by Murdani bin Abdul Wahab

Kunjungan Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar di Kediaman Waled Mustafa Isa

 Kunjungan Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar di Kediaman Waled Mustafa Isa Senin Sore, 4 Juli 2022 jam 5.30 Waled Mustafa Isa menerima kun...